"Kalau pakai insulin nanti pankreasnya manja dan gak mampu memproduksi insulin lagi."
"Si itu... sembuh sakit gulanya.. pake daun kelor"
"Kalau sakit gula ya udah stop aja makan gula, beres kan!
Ini hanya sebagian dari komentar orang ketika tau bahwa saya adalah penyandang diabetes dan rutin injeksi insulin 4x sehari. Cuma komentar yang terakhir itu bener-bener ngajak berantem hehehe... (nasi yang kita makan pun akan diolah menjadi gula di dalam tubuh kan?)
Memutuskan untuk menjalani pengobatan dengan injeksi insulin setiap hari memang ga mudah! Saya sempat menolak saran dokter untuk beralih ke insulin. Berbagai kekhawatiran dan pertanyaan muncul di benak saya:
"Saya ga berani nyuntik!"
"Nanti ketergantungan! Emang aman??"
"Pasti nanti repot!!"
"Insulin kan mahal, biayanya??"
Setelah berbagai drama kumbara yang saya lalui saat pertama terdiagnosa diabetes, akhirnya dengan segenap kekuatan yang tersisa (hehe lebay) saya memutuskan menggunakan insulin untuk mengontrol gula darah saya yang ga mau turun-turun itu. Bisa baca kisah awalnya disini Ketika Dokter Salah Mendiagnosa: Ternyata Diabetes!. Allah SWT menjawab kekhawatiran saya atas harga insulin dapat dibaca disini Reimbursement, ASKES, dan BPJS.
Gambaran saya tentang suntik insulin itu seperti suntik imunisasi anak gitu, (ada suntikan berjarum panjang dan cairannya di botol terpisah) tapi ternyata saya salah! Ternyata designnya modern, jarumnya tipis dan kecil, tak perlu repot-repot membawa suntikan dan cairan terpisah, kalau pergi-pergi cukup taruh di tas atau di kantong pun bisa. Jenis insulin yang pertama kali saya gunakan adalah NovoMix 30 FlexPen. Ini adalah jenis insulin campuran atau kerja menengah. Injeksi dilakukan 2x sehari, yaitu pagi dan malam hari sebelum makan. Kurang lebih selama 2 tahun saya menggunakan insulin jenis ini.
Source : NovoMix 30 Flexpen |
Sayangnya, saya belum bisa mengelola diabetes dengan baik meskipun sudah melakukan terapi dengan jenis insulin NovoMix ini. HbA1c masih belum bisa mencapai nilai yang direkomendasikan. Masih berkisar di angka 9%, susyaaaahh banget untuk dpt nilai normal! Saya akan hipo kalau terlewat makan snack pada jam 10 pagi, dan selanjutnya gula darah akan tinggi setelah makan siang. Meskipun gula darah belum terkontrol dengan baik, tapi ada sesuatu yang membuat saya melonjak kegirangan : berat badan saya berangsur-angur naik (salah satu efek samping insulin adalah berat badan bertambah)!!
Pernah juga dokter mengganti dengan jenis insulin kerja panjang (Levemir). Ternyata saya makin kewalahan kontrol gula darahnya! Penyuntikkan dilakukan 1x sehari sebelum tidur, namun menjelang pagi saya akan hipo, lalu setelah makan siang hingga malam gula darah tinggi diatas normal.. hiks. Tak lama saya mencoba terapi dengan dosis dan jenis insulin seperti ini, kemudian dokter menggantinya kembali dengan NovoMix.
Source : Levemir FlexPen |
Penampakan NovoRapid FlexPen |
Saya menggunakan jarum Novotwist untuk pasangan Si Orange |
Lantus disuntikkan sehari sekali (kalau saya biasanya sore atau magrib) |
Jarum BD Ultra-fine 4 mm jadi pasangan Lantus (yg merah2 di tutupnya itu tulisan JKN π) |
Alhamdulillah... semenjak menggunakan insulin basal bolus, gula darah saya lebih terkontrol. HbA1c pun mencapai target, dikasaran angka 6%, sesekali pernah juga di angka 5%-an tapi jaraaaang hehe. Bersyukur, bersyukur, lagi lagi bersyukur.
Lalu apa betul insulin ini menyebabkan ketergantungan? Hmm... mungkin bukan 'ketergantungan' tetapi menambahkan sesuatu yang tidak mampu dihasilkan dalam jumlah yang cukup. Sepertinya lebih tepat menggunakan kata 'kebutuhan' daripada 'ketergantungan'. Bukan hanya penyandang diabetes, tetapi setiap manusia yang hidup membutuhkan insulin. Ketika pankreas tidak mampu produksi insulin dalam jumlah yang cukup,maka diperlukan tambahan insulin dari luar (informasi ini pernah saya dapatkan dari sebuah seminar tentang diabetes). Untuk penyandang diabetes tipe 1, insulin memang mutlak diperlukan. Berbeda dengan penyandang diabetes tipe 2 yang memiliki beberapa pilihan untuk mengelola diabetes, bisa obat oral, injeksi insulin, berolahraga, dsb.
Yang paling penting dalam terapi insulin ini adalah manajemen diri. Dokter tidak bisa selalu setiap saat memantau kondisi kita (bagi yg penyandang DM yaa). Menjaga kadar gula darah adalah pekerjaan 24 jam sehari, tak peduli kita tidur sekalipun. Kunci utamanya ada di diri kita sendiri. Kita yang tau apa yang kita makan, bagaimana aktivitas fisik kita, olahraga yang kita lakukan, apakah ada stres, sakit, kapan masa-masa haid (khusus wanita), dsb.
Kadang-kadang berat memang kalau mengelola DM hanya untuk kepentingan diri sendiri (suka ga tega ngeliat es krim dan cokelat lumer kalau numpang lewat doang ga dicicip hehe), tetapi kalau didedikasikan pula untuk orang-orang tersayang.. Insya Allah mereka bisa membuat kita istiqomah mengelola DM. Sehat bukan saja untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang yang kita sayangπ.
Trimakasih share nya.. Anakku jg pakai novorapid flexpen, msh tahap belajar utk kontrol gula darah dan mempelajari pola makan.. Tetap membagikan pengalamannya ya.. π
BalasHapusSalam kenal Bu Yuni.... terima kasih sudah berkunjung ke blog ini... anak Ibu usia brp? semoga sehat selalu dan semangat selalu :)
HapusSalam kenal jg π,skrg usia 13thn. Aamiin.. Trimakasih mba/mas ageng.. Maaf soalnya fotonya wanita tp namanya maskulin jd bingung π
HapusSalam kenal jg π,skrg usia 13thn. Aamiin.. Trimakasih mba/mas ageng.. Maaf soalnya fotonya wanita tp namanya maskulin jd bingung π
HapusSaya perempuan bu..hehehe...bukan Ibu aja kok yg bingung ini nama perempuan/laki2??? xixixixi
HapusOya anak Ibu sudah bergabung dengan komunitas penyandang Diabetes??
Trimakasih share nya.. Anakku jg pakai novorapid flexpen, msh tahap belajar utk kontrol gula darah dan mempelajari pola makan.. Tetap membagikan pengalamannya ya.. π
BalasHapusSaya juga sdh 3th terspi insulin. Ingin hamil. Tpi blm dikasih.. Hiks
BalasHapus